Mega dan masa depannya

Bu SM kemaren bilang, "saya ga suka sama orang yang terlalu percaya mimpi". "mereka cuma percaya dan diam menunggu mimpi itu jadi kenyataan". "apa itu pantas? Apa itu baik? Saya yakin anda berkata tidak"

Bu, saya ini pemimpi. Saya hidup karena mimpi. Tapi bukan kehidupan saya yang dipenuhi mimpi, bu. Bukan.

Tidak semua pemimpi itu hanya berharap dan menunggu mimpinya jadi kenyataan, bu. Tidak semua. Kalaupun ada, itu bukan saya. Bukan mega. Samasekali bukan.

Saya selalu berharap, bermimpi.. Tapi tidak hanya sampai disitu bu. Saya memenuhi mimpi saya dengan tekad. Saya mengisinya juga dengan niat.

Ini mega bu, mega.

Bukan orang orang kebanyakan yang menggantungkan hidupnya untuk menunggu mimpinya jadi kenyataan.

Ibu boleh berpendapat seperti itu. Tapi tidak semua yang ibu katakan benar. Dan tidak semua pemimpi itu salah.

~~~~

Bosan

Saya bosan. Bosan dengan semua kelemahan saya.

Kelemahan saya untuk selalu memaafkan anda. Kelemahan saya untuk terus membuat anda senang. Kelemahan saya untuk selalu membuat diri saya bodoh di depan anda.

Saya bosan. Saya jenuh. Seharusnya anda sadar. Berapa banyak kebebasan yang saya pertaruhkan untuk anda. Seharusnya anda mengerti. Saya juga punya kehidupan sendiri yang tidak seharusnya anda gantungkan.

Saya punya obsesi, saya punya mimpi. Bukan seperti anda. Anak kecil cengeng dan ga berguna. Bisanya cuma sembunyi dibalik bayangan besar orang lain dan menginginkan semua orang mengalah untuk kemauan anda.

Saya bukan anda, dan saya tidak mau membuat diri saya dibodohi dan jatuh karena anda.

Ehem

"ya dia itu anuanu, dia nganu sama anak kelas x tapi ditinggal jadian kemarin pas mpdk. kasihan.."

oke, aku nge-iya-in. Tapi.. Ada sesuatu yang bikin aku pengen bilang.

"yang dibutuhin cewek itu kepastian. Cewek ga bisa lama digantung"

jujur, aku ga tega bilang. Soalnya seharusnya aku bisa ngerti. Ngerti keadaan. Ngerti situasi yang jelas jelas beda.

Kamu itu baik, itu yang bikin aku mau nunggu.

Kamu itu penuh kejutan, itu juga yang bikin aku bisa.. Bisa.. Ya bisa bertahan buat, buat apa ya.. Ya gitu lah. Kamu tau.

Obsesi

Gini ini bencinya, selalu luluh. Selalu lemah. Selalu kalah kalo alasannya gini.

Anak pertama, tanggung jawab besar.

Kakak tertua, harus lebih dewasa dengan atitude baik.

Cewek, bisa milih tempat dan menempatkan diri.

Adeknya dua, dan dua duanya cewek,

Jadi contoh, panutan buat adek adeknya.

Sempurna, harus sempurna. Mau tidak mau.


Obsesiku sebanyak itu harus ditekan soalnya punya 2 tanggung jawab?
Semua yang aku usahain harus ditinggal gara gara aku harus jadi panutan?
Apapun yang aku mau harus dikalahkan sama titel yang bernama kesempurnaan?

Kalo aku bisa egois, semua tak tinggal.
Kalo aku bisa mati rasa, semua bakal tak cuekin.
Kalo aku sanggup ga peduli, apapun bakal tak lakuin buat kejar obsesiku.

Masalahnya aku lemah. Ga kuat buat egois, ga mampu buat mati rasa, dan ga sanggup buat ga peduli.

Semua yang aku lakukan. Itu buat kalian. Biar kalian tau. Kalian liat. Aku pengen kalian lebih dari aku. Lebih kuat, hebat, pintar dan berkedudukan.

Bukan memanfaatkan apa yang aku dapat buat kesenengan kalian aja.

Aku usaha sekeras mungkin biar kalian bisa sama, atau bahkan lebih dari aku. Tapi bukan gini caranya.

Aku pengen bisa jadi contoh yang baik buat kalian.

Sosok yang sempurna untuk kalian tiru.

Wanita terhormat yang bisa menempatkan diri.

Buat kalian. Semua. Dan jangan bilang kalian ga bisa.